"Sesungguhnya Manusia Dalam Keadaan Merugi, Kecuali..." Mari kita *salingmengingatkan *1
Posted 28 mar 2013
Judul tersebut adalah terjemahan surat Al'Ashr ayat 2 yang nyambung ke
ayat ke 3. Ayat ke dua berakhir dengan kata merugi, sedangkan ayat ke-3
diawali dengan kata "illa" atau berarti kecuali.
Kalau dulu waktu masih belajar ngaji sih katanya itu ayat 2 disunnahkan untuk di"washol"kan ke ayat 3. Alasannya, kalau kita berhenti di ayat 2 itu seperti kurang utuh atau kurang sempurna artinya.
Kalau dulu waktu masih belajar ngaji sih katanya itu ayat 2 disunnahkan untuk di"washol"kan ke ayat 3. Alasannya, kalau kita berhenti di ayat 2 itu seperti kurang utuh atau kurang sempurna artinya.
Memang sih kalau kita perhatikan baik-baik, kalau berhenti cuman sampai ayat 2 berasa gimanaaa gitu kan?
Bismillahirrohmaanirrohiim 1. "Demi Masa" 2. "Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi".
Nah kalau suratnya sampai disitu aja kan masa iya semua manusia itu
rugi? Nah, di ayat berikutnya di lanjutkan dengan kata "kecuali bla bla
bla...", yang mengandung maksud bahwa tidak semua manusia itu merugi.
Ada
4 kriteria pengecualian manusia yang tidak termasuk manusia yang
merugi, menurut surat Al'Ashr ini yang kesemuanya disampaikan pada ayat
3, yang terjemahannya:
3. "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran"
1. Orang-orang yang beriman.
Iman
yang seperti apa sih yang membuat manusia itu tidak merugi? Ialah iman
yang dibenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan
dengan amal perbuatan yang baik. Kalau hanya mengaku "saya beriman" itu
tidak cukup dikatakan bahwa seseorang itu telah beriman. Kudu dibuktikan
dengan pembenaran dalam hati juga. Kalau sudah dibenarkan dalam hati,
dan sudah mengaku lewat ucapan bahwa "saya beriman" itu juga masih belum
cukup, kudu dibuktikan dengan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan
kalau seseorang itu beriman. Nah, hal tersebut ditegaskan pada kriteria
yang ke-2 pada ayat yang ke-3 ini, yaitu "mengerjakan amal sholeh".
2. Mengerjakan amal sholeh.
Pastiinya,
mengerjakan amal sholeh merupakan salah satu perbuatan yang membuktikan
bahwa seseorang itu beriman. Amal sholeh itu baik berupa ibadah-ibadah mahdhoh mapun ghoiru mahdhoh.
Untuk ibadah-ibadah wajib, jelas, tak ada alasan untuk meninggalkannya.
Namun harus disempurnakan juga dengan ibadah-ibadah sunnah, tentunnya
dengan apa yang telah dituntunkan Rasulullah SAW. Berbuat baik kepada
orang lain, itu salah satu ibadah ghoiru mahdhoh yang dituntukan oleh
Rasulullah. Di satu pihak kita melakukan kebaikan untuk diri sendiri,
itu pun tidak cukup, karena pada hakikatnya kita sebagai ummat islam itu
saling bersaudara. Dan hendaknya sebagai saudara kita juga saling
menasehati untuk kebaikan tersebut. Hal ini ditegaskan pada kriteria
berikutnya.
3. Saling berwasiat/menasehati dalam kebaikan.
Istilah
kerennya "Amar ma'ruf, nahi munkar" atau dalam bahasa Indonesia artinya
"Menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar". Ma'ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan Munkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. Tentunya dalam
kita menyampaikan sesuatu tersebut butuh ilmu terlebih dahulu supaya apa
yang akan kita sampaikan benar benar menyeru kepada yang baik. Untuk
itu mempelajari ilmu tentang kebenaran tersebut juga sangat diperlukan,
terutama tentang ilmu agama. Pada prosesnya, tentu dalam menyampaikan
kebajikan dan mencegah kemunkaran tersebut tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Terkadang menjumpai orang-orang yang tidak mempan kalau
hanya disampaikan. Atau mungkin menjumpai suatu golongan yang semua
orang-orangnya berbuat kemunkaran. Maka dari itu diperlukan kriteria
terakhir ini, yaitu menasehati dengan kesabaran.
4. Saling berwasiat/menasehati dengan kesabaran.
Ketika
kita menjumpai kemunkaran tentu tidak begitu saja mudah kita cegah.
Tentu ada hal yang membuat kita kesulitan, bahkan hampir mustahil untuk
mencegahnya. Untuk itu, sabar merupakan salah satu jalan dalam
menghadapi fenomena tersebut. Setidaknya jika suatu golongan melakukan
kemunkaran, kita tidak ikut duduk bersama mereka untuk melakukan
kemunkaran pula. Atau ketika banyak orang melakukan sesuatu yang
mendekati kemunkaran, setidaknya kita tidak ikut-ikut untuk melakukan
sesuatu tersebut. Karena jika kita melakukan maka kita termasuk golongan
mereka. Tentu saja banyak godaan godaan, apalagi di era sekarang ini,
untuk berbuat munkar. Dan lagi-lagi, sabar menjadi pilihan utama untuk
menghadapi godaan-godaan tersebut. Percayalah, bahwa sesungguhnya
dibalik kesabaran tersebut terdapat nikmat yang tiada bandingnya.
Nah, itu sedikit penjelasan tentang keempat kriteria orang-orang yang
tidak merugi yang tercantum dalam surat Al'Ashr. Semuanya saling
berhubungan dan saling mengaitkan. Sehingga keempat-empatnya memang
harus dilakukan jika seseorang tersebut tidak mau dikatakan merugi.
semoga kita bisa Merenungi & tidak Menjadi orang Merugi
Semoga Bermanfaat ya saudara-saudaraku semua.. ^,^
semoga kita bisa Merenungi & tidak Menjadi orang Merugi
Semoga Bermanfaat ya saudara-saudaraku semua.. ^,^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar