Selasa, 18 Juni 2013

Nama-Nama Surga, tingkatan, dan Calon-calon Penghuninya

Nama Surga, tingkatan, dan Calon-calon Penghuninya


1.Surga Firdaus,diciptakan oleh allah SWT,dari emas,penghuninya ;
a. orang yg memelihara sholat dan senantiasa khusyuk,

b. orang yg meninggalkan pekerjaan yg sia-sia

c.orang yg membayar zakat

d.orang yg menjaga kemaluannya,kecuali terhadap istrinya,Dan,

e.orang yg memlihara amanta dan menepati janji


2.Surga Adn,Diciptakan dari intan putih,
penghuninya

a. orang mengerjakan kebaikan karena Allah ta'ala
b. orang yg benar-benar,beriman dan beramal sholeh
c. orang yg banyak berbuat baik
d. orang yg sabar dan senantiasa menginfakkan hartanya,

3.Surga Na'im,diciptakan dari perak putih,penghuninya :

a. orang yg beriman dan beramal sholeh
b. orang yg bertaqwa

4.Surga Ma'wa,diciptakan dari Zamrut hijau,Penghuninya :

a. orang yg bertaqwa Kepada allah Swt,
b. orang yg benar-benar beriman dan beramal sholeh
c. orang yg takut dengan kebesaran Allah Swt,dan menjaga hawa Nafsu buruk,


5.Surga Darussalam,diciptakan dari yakut Merah,calonnya :

a. orang yg kuat iman dan islam
b. orang yg mengamalkan ayat-ayat al quran,dalam kehidupn sehari-hari

6.Surga Darul Muqomah,diciptakan dari permata Putih,calonnya :orang yg kebaikannya lebih banyak dari pada Kejahatannya

7.Surga Al Maqoomul Amiin,diciptakan dari emas,calonnya orang yg benar-benar bertaqwa kepada Allah Swt,

dan yg terakhir adalah
8.Surga khuldi.diciptakan dari marjan merah dan kuning,calonnya ;orang yg menaati perintahNya,dan menjauhi larangannya

nah jarak tingkatan surga yg satu dengan lainnya terdiri dari seratus tingkat,Dan jarak antara satu dengan yg lainnya,seperti antara langit dan bumi,Sekian

Nama Surga, tingkatan, dan Calon-calon Penghuninya

Surga (Al-Jannah) adalah suatu tempat di alam akhirat yang penuh dengan segala macam kenikmatan dan kesenangan.
Allah Swt. menjadikan tempat ini bagi hamba-Nya yang takwa. Antara lain diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 82 sbb :
"Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, menjadi penghuni surga. Kekallah mereka didalamnya."

Gambaran tentang Surga di dalam Al-Qur'an antara lain sebagai berikut : surga seluas langit dan Bumi (Al-Hadid:21), di dalamnya terdapat pohon-pohon dan buah-buahan (Ar-Rahman:54,68, dan Al Waqi'ah :28,29,32-33), terdapat istana-istana dan mengalir sungai-sungai dibawahnya (Al-Furqan:10), tahta-tahta kebesaran dan ranjang-ranjang emas/permata (Ash Safaat:44 dan Al Waqi'ah : 15), serta ditemani bidadari-bidadari (Ar-Rahman : 72 dan Ad Dukhan : 54)

Nama Surga, tingkatan, dan calon-calon penghuninya sbb :

1. Surga Firdaus
Dijadikan dari emas yang merah. Dalam Al-Mukminun :1-11, dijelaskan bahwa surga ini untuk orang-orang yang khusyuk sholatnya, menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya.
2. Surga 'Adn
Diciptakan dari intan putih. Penghuninya yaitu orang yang bertakwa kepada Allah (An Nahl :30-31), benar-benar beriman dan beramal saleh (Thaha:75-76), banyak berbuat baik (Fathir:32-33), sabar, menginfakkan hartanya, dan membalas kejahatan dengan kebaikan (Ar Ra'ad :22-23).
3. Surga Naim
Dijadikan dari perak putih. Diperuntukkan bagi orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah dan beramal saleh (Al Qalam : 34, Luqman : 8, Yunus : 9, dan Al-Haj : 56).
4. Surga Ma'wa
Diciptakan dari jamrud hijau. Adalah tempat orang-orang yang bertakwa kepada Allah (An Najm:15), beramal saleh (As Sajdah : 19) serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsunya (An Naziat : 40-41).
5. Surga Darussalam
Diciptakan dari Yakut merah. Penghuninya yaitu orang-orang yang kuat iman dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah, serta beramal Saleh (Al An'am : 27).
6. Surga Darul Muqamah
Diciptakan dari permata putih. Dihuni oleh orang-orang yang kuat iman Islamnya, banyak berbuat kebajikan, dan jarang berbuat kesalahan.
7. Surga Al-Maqamul Amin
Diciptakan dari permata putih. Kediaman orang-orang yang bertakwa (Ad dukhan : 51).
8. Surga Khuldi
Diciptakan dari marjan merah dan kuning. Dihuni oleh orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya (Al Furqaan :15).

Jarak antara tingkatan surga yang satu dengan yang lainnya diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Said Al-Khudri : "Surga itu terdiri dari seratus tingkat. Antara tingkat yang satu dengan yang lainnya berjarak seperti antara Bumi dan langit. Dan tingkatan tertinggi adalah surga Firdaus.".

Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a., surga memiliki 8 pitu dari emas yang ditaburi mutiara. Pintu-pintu tersebut adalah :

1. Pintu untuk para Nabi, Rasul, syuhada, dan dermawan.
2. Pintu bagi orang-orang yang mendirikan sholat dengan menyempurnakan syarar rukunnya dan wudhunya.
3. Pintu buat orang-orang yang mengeluarkan zakat dengan kebersihan jiwa.
4. Pintu untuk orang-orang yang memerintah kebaikan dan melarang kemungkaran.
5. Pintu orang-orang yang mencegah hawa nafsu dan kesyahwatan.
6. Pintu buat orang-orang yang menunaikan ibadah Haji dan umrah.
7. Pintu bagi para ahli Jihad (berjuang menegakkan agama Allah)
8. Pintu bagi orang-orang yang bertakwa, berbakti kepada orangtua, dan menyambung tali persaudaraan.
Nama-nama Syurga
Berikut ini nama-nama surga serta tingkatan dan calon-calon penghuninya.
1. Surga Firdaus
Surga Firdaus diciptakan oleh Allah swt dari emas. Tentang calon penghuninya dijelaskan dalam surat Al Mu’minun ayat 1-11, yanag artinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. Dan orang-orang yang menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara sholatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. (Yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Mu'minun:1-11)
2. Surga ‘Adn
Surga ‘Adn diciptakan oleh Allah swt dari intan putih. Calon penghuni Surga ‘Adn antara lain:
- Orang yang bertakwa kepada Allah swt.
“(Yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan." (QS. An-Nahl:30-31)
- Orang yang benar-benar beriman dan beramal saleh.
“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia). (Yaitu) surga Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” (QS. Thaha:75-76)
- Orang yang banyak berbuat baik.
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (Bagi mereka) surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.” (QS. Fathir:32-33)
- Orang yang sabar, menginfakkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikan.
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.” (QS. Ar Ra’d:22-23)
3. Surga Na’im
Surga Na’im diciptakan oleh Allah swt dari perak putih. Calon penghuninya adalah orang-orang yang benar-benar bertakwa dan beramal saleh. Sebagaimana firman Allah swt:
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.” (QS. Al-Qalam: 34)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan” (QS. Luqman :8)
“Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam surga yang penuh kenikmatan.” (QS. Al-Hajj:56)
4. Surga Ma’wa
Surga Ma’wa diciptakan oleh Allah swt dari zamrud hijau. Calon penghuninya adalah:
- Orang-orang yang benar-benar beriman dan beramal saleh.
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah:19)
- Orang-orang yang takut pada kebasaran Allah swt dan menahan diri dari hawa nafsu buruk. “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal (nya).” (QS. An-Nazi’at:40-41)
5. Surga Darussalam
Surga Darussalam diciptakan oleh Allah swt dari yakut merah. Calon penghuninya adalah orang-orang yang kuat iman dan islamnya, mengamalkannya ayat-ayat Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari serta mengerjakan amal saleh lainnya karena Allah swt. Firman Allah swt: “Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An'am:127)
6. Surga Darul Muqamah
Surga Darul Muqamah diciptakan oleh Allah swt dari permata putih. Calon penghuninya adalah orang-orang yang melakukan banyak kebaikan. Firman Allah swt: “Dan mereka berkata:" Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu ". (QS. Fathir :34-35)
7. Surga Al Maqaamul
Surga Al Maqaamul adalah surga yang diciptakan oleh Allah swt dari emas. Calon penghuninya adalah orang-orang yang sangat beriman (muttaqien), yaitu yang benar-benar bertakwa kepada Allah swt. Firman Allah swt: “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman.” (QS. Ad-Dukhan:51)
8. Surga Khuldi
Surga Khudli adalah surga yang diciptakan oleh Allah swt dari marjan merah dan kuning. Calon penghuninya adalah orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya. Firman Allah swt: “Katakanlah:" Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa? Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka.” (QS. Al-Furqan:15)
Wallahu a’lam

NAMA NAMA SYURGA DAN CALON PENGHUNINYA

* Nama-Nama Surga Dan Calon Penghuninya *

Perihal nama-nama surga, tingkatan, dan para calon penghuninya ialah sebagai berikut:
-------------------------------------------------------------------------
1.   Surga Firdaus

 diciptakan oleh Allah SWT dari emas. Calon penghuninya dijelaskan dalam Surat 23/Al-Mukminun ayat 1- 11, ialah

a.      orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,

b.      orang-orang yang memelihara sholat,

c.      orang-orang yang berpaling dari pekerjaan yang sia-sia.

d.      orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri-istri mereka

***********************************************************

2.      Surga Adn

 diciptakan oleh Allah SWT dari intan putih. Calon penghuninya, ialah

a)     Orang-orang yang sabar karena mencari keridhoan Tuhan- nya, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan. (QS. 13IAr Ro’du: 22-24)

b)    Orang yang bertaubat, beriman, dan beramal saleh. (QS. 19/ Maryam: 60-61)

c)      orang-orang yang benar-benar bertakwa. (QS. 38/Shod: 49- 50)


*********************************************************
3.      Surga Na’im


 diciptakan oleh Allah SWT dari  perak putih. Calon penghuninya, ialah

a.    orang-orang yang beriman dan beramal saleh (QS. 31/ Luqman: 8)

b.    orang-orang yang bertakwa (QS. 68/Al-Qolam: 34)

**********************************************************

4.      Surga Ma’wa

diciptakan oleh Allah SWT dari zamrud hijau. Calon penghuninya, ialah:

a.    orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT (QS. 53/An- Najm: 15)

b.    orang-orang yang benar-benar beriman dan berawal saleh.
        (QS 32/As-Sajdah: 19)

c.    orang-orang yang takut kepada kebesaran Allah SWT dan menahan diri dari hawa nafsu yang buruk. (QS. 79/An- Nazi’at: 40-41)

*************************************************************

5.  Surga Darussalam

 diciptakan oleh Allah SWT dari yakut merah. Calon penghuninya sebagaimana yang diterangkan dalam Surat Al-An’am ayat 127, ialah:

a.    orang-orang yang kuat iman dan islamnya;

b.    orang-orang yang memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan mengamalkannya   dalam kehidupan sehari-hari karena Al­lah SWT.

**********************************************************

6.    Surga Darul Muqomah

diciptakan oleh Allah SWT dari permata putih. Calon penghuninya, ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan.


**********************************************************

7.  Surga Al-Maqomul Amin

 diciptakan oleh Allah SWT dari emas. Calon penghuninya, ialah orang-orang yang keimanannya telah mencapai tingkat muttaqin, yakni orang-orang yang benar-    benar bertakwa kepada Allah.


********************************************************
8. Surga Khuldi

diciptakan oleh Allah SWT dari marjan merah dan kuning. Calon penghuninya, ialah orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. (QS. 25/Al-Furqon: 15)

semoga kita bisa memasuki syurga ALLAH swt Amiin YarobbaL ALAmiin...

Minggu, 02 Juni 2013

Hukum Melancap?


Pertanyaan:
Ada seseorang yang berkata: Apabila seorang lelaki melakukan onani, apakah hal itu boleh disebut zina dan apakah hukumnya?
Jawapan:
Ini yang disebut oleh sebahagian orang “kebiasaan tersembunyi” dan disebut pula “jildu ‘umairah” dan “istimna” (onani). Jumhur ulama mengharamkannya, dan inilah yang benar, sebab Allah SWT ketika menyebutkan orang-orang Mukmin dan sifat-sifatnya berfirman,

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ. إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ .فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاء ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau hamba-hamba yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di sebalik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (Al-Mukminun: 5-7).
Al-’adiy ertinya orang yang zhalim yang melanggar peraturan-peraturan Allah.
Di dalam ayat di atas Allah memberitakan bahawa barangsiapa yang tidak bersetubuh dengan isterinya dan melakukan onani, maka bererti dia telah melampaui batas; dan tidak syak lagi bahawa onani itu melanggar batasan Allah.
Maka dari itu, para ulama mengambil kesimpulan daripada ayat di atas, bahawa kebiasaan tersembunyi (onani) itu haram hukumnya. Kebiasaan rahsia itu adalah mengeluarkan sperma dengan tangan di saat syahwat bergejolak. Perbuatan ini tidak boleh dia lakukan, ini kerana ia mengandungi banyak bahaya sebagaimana dijelaskan oleh para doktor kesihatan. Bahkan ada sebahagian ulama yang menulis kitab tentang masalah ini, di dalamnya dikumpulkan bahaya-bahaya kebiasaan buruk tersebut. Kewajipan anda, wahai orang yang bertanya, adalah mewaspadainya dan menjauhi kebiasaan buruk itu kerana sangat banyak mengandungi bahaya yang sudah tidak diragukan lagi, dan juga kerana bertentangan dengan makna yang jelas dari ayat al-Qur’an dan menyalahi apa yang dihalalkan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya. Maka dia wajib segera meninggalkan dan mewaspadainya. Dan bagi sesiapa sahaja yang dorongan syahwatnya terasa makin dahsyat dan merasa khuatir terhadap dirinya (perbuatan yang tercela) hendaklah segera menikah, dan jika belum mampu hendaklah berpuasa, sebagaimana arahan
Rasulullah SAW,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ. وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
“Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kamu yang mempunyai kemampuan hendaklah segera bernikah, kerana nikah itu lebih menundukkan mata dan lebih menjaga kehormatan diri. Dan barangsiapa yang belum mampu hendaklah berpuasa, kerana puasa itu dapat membentenginya.” (Muttafaq ‘Alaih).
Di dalam hadits ini baginda SAW tidak mengatakan: “Barangsiapa yang belum mampu, maka lakukanlah onani, atau hendaklah dia mengeluarkan spermanya”, akan tetapi baginda SAW mengatakan: “Dan barangsiapa yang belum mampu hendaklah berpuasa, kerana puasa itu dapat membentenginya.”
Pada hadits tadi Rasulullah SAW menyebutkan dua hal, iaitu:
Pertama, Segera bernikah bagi yang mampu.
Kedua, Meredakan nafsu syahwat dengan melakukan puasa bagi orang yang belum mampu bernikah, kerana puasa itu dapat melemahkan godaan dan bisikan syaitan.
Maka hendaklah anda, wahai pemuda, beretika dengan etika agama dan bersungguh-sungguh di dalam berupaya memelihara kehormatan diri anda dengan nikah syar’i sekalipun harus dengan berhutang atau meminjam . Insya Allah, Dia akan memberimu kecukupan untuk melunasinya. Bernikah itu merupakan amal shalih dan orang yang bernikah pasti mendapat pertolongan, sebagaimana Rasulullah tegaskan di dalam haditsnya,
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنُهُمْ: الْمُكَاتَبُ الَّذِيْ يُرِيْدُ اْلأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الْعَفَافَ وَالْمُجَاهِدُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ.

“Ada tiga orang yang pasti (berhak) mendapat pertolongan Allah SWT: al-mukatab (hamba yang berupaya memerdekakan diri) yang hendak menunaikan tebusan dirinya, Lelaki yang bernikah kerana ingin menjaga kesucian dan kehormatan dirinya, dan mujahid (pejuang) di jalan Allah.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).
Rujukan:
Fatwa Syaikh Bin Baz, dimuat di dalam majalah al-Buhuts, edisi 26, hal. 129-130.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 1, penerbit Darul Haq.
Kategori: Pernikahan

Cara-Cara Mandi Wajib Mengikut Sunnah


عن ابن عباس قال: قالت ميمونة: وضعت لرسول الله صلى الله عليه وسلم ماء يغتسل به، فأفرغ على يديه، فغسلهما مرتين أو ثلاثا، ثم أفرغ بيمينه على شماله، فغسل مذاكيره، ثم دلك يده بالأرض، ثم مضمض واستنشق، ثم غسل وجهه ويديه، وغسل رأسه ثلاثا، ثم أفرغ على جسده، ثم تنحى من مقامه، فغسل قدميه.
Dari Ibn ‘Abbas RA, beliau berkata: Maimunah RA berkata: Aku meletakkan air untuk Rasulullah SAW mandi wajib. Baginda SAW menyiram kedua tangannya dan membasuh kedua tangannya dua atau tiga kali. Seterusnya Baginda SAW menyiram air dengan tangan kanannya ke tangan kirinya dan membasuh kemaluannya (dengan menggunakan tangan kiri). Selepas itu, Baginda SAW menyapu tangannya ke tanah, kemudian Baginda SAW memasukkaan air ke dalam hidung dan mulut kemudian mengeluarkannya. Seterusnya Baginda SAW membasuh mukanya dan kedua tangannya dan membasuh kepalanya tiga kali. Selepas itu Baginda SAW menyiram air ke atas tubuhnya, kemudian baginda saw berpindah dari tempat tersebut dan mencuci kedua kakinya. (al-Bukhari)


Di dalam Sahih Muslim (317) disebutkan pula:
ثم أتيته بالمنديل فرده
Kemudian aku (Maimunah RA) memberikan kepada Baginda SAW sapu tangan, lalu Baginda SAW menolaknya.
Ringkasan cara mandi wajib berdasarkan dalil-dalil di atas ialah:
1) Niat. Ini berdasarkan hadis yang popular bahawa setiap amal mestilah dengan niat.
2) Membaca ‘Bismillah’.
3) Mencuci tangan sebanyak tiga kali.
4) Mencuci kemaluan dengan tangan kiri
5) Menggosokkan tangan kiri ke tanah lalu lalu mencucinya. Boleh juga mencuci tangan kiri itu dengan sabun.
6) Berwudhu. Wudhu boleh dilakukan seperti wudhu untuk solat (Sohih Muslim:317) ataupun menangguhkan mencuci kaki selepas selesai mandi.
7) Menyela-nyela rambut secara merata lalu menyiramnya 3 kali dengan air sepenuh dua telapak tangan. Ini berdasarkan hadis dari Aisyah di dalam sahih al-Bukhari:
ثم يدخل أصابعه في الماء، فيخلل بها أصول شعره، ثم يصب على رأسه ثلاث غرف بيديه
“Kemudian Baginda SAW memasukkan jari-jarinya ke dalam air, kemudian menyela-nyela rambutnya, kemudia menyiram kepalanya 3 kali dengan kedua tangannya.”

Ketika menyiram kepala hendaklah dimulai dengan bahagian kanan, kemudian, bahagian kiri dan seterusnya bahagian tengah kepala. Ini berdasarkan hadis ‘Aisyah RA di dalam sahih Muslim (318):
. بدأ بشق رأسه الأيمن. ثم الأيسر
Baginda SAW menyiram kepalanya di bahagian kanan, kemudia bahagian kiri.

Bagi wanita yang dalam keadaan junub, diblehkan untuk tidak melepaskan ikatan rambutnya. Ini berdasarkan hadis Ummu Salamah RA.
عن أم سلمة، قالت: قلت: يا رسول الله! إني امرأة أشد ضفر رأسي. فأنقضه لغسل الجنابة؟ قال “لا. إنما يكفيك أن تحثي على رأسك ثلاث حثيات. ثم تفيضين عليك الماء فتطهرين
Dari Ummu Salamah RA, beliau berkata: Aku berkata kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah SAW، sesungguhnya aku perempuan yang suka mengikat rambutku. Perlukah aku membuka ikatan tersebut ketika mandi junub? Jawab Rasulullah SAW: “Tidak, cukuplah bagi kamu dengan dengan menyiramkan air ke atas kepala kamu sebanyak 3 kali dan meratakan air ke seluruh tubuh kamu, dan kamu sudah dikira sudah bersuci. (Sahih Muslim:330)

Akan tetapi jika mandi untuk haidh, maka dianjurkan untuk melepaskan ikatan rambut. Ini berdasarkan hadis ‘Aisyah ra di dalam sahih al-Bukhari di mana beliau kedatangan haidh ketika menunaikan haji. Lalu baginda saw berkata sedemikian:

دعي عمرتك، وانقضي رأسك، وامتشطي
“Tinggalkanlah umrahmu, lepaskanlah ikatan rambutmu (ketika mandi) dan sisirlah rambutmu”

8) Memulakan dengan bahagian kanan tubuh.
عن عائشة؛ قالت: إن كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يحب التيمن في شأنه كله. في نعليه، وترجله، وطهوره
Dari ‘Aisyah RA: Sesungguhnya Rasulullah SAW suka mendahulukan bahagian kanan pada semua urusannya, ketika memakai kasutr, ketika bersikat dan ketika bersuci. (Sahih Muslim:268)

9) Meratakan air ke seluruh tubuh. Kita mestilah semua lipatan tubuh seperti ketiak dan lain-lain. Ini berdasarkan hadis ‘Aisyah (Sunan Abi Daud:243, di nilai sahih oleh al-Albani)
10) Beralih dari tempat mandi dan membasuh kaki.

Wallahu’alam.

Rujukan:
طهور المسلم في ضوء الكتاب و السنة مفهوم و فضائل وآداب و احكام
Terjemahan Indonesia bertajuk: Thaharah Nabi, tuntunan bersuci lengkap oleh Said bin Ali bin Wahf al-Qahtani

What Every Muslim Must Know about Purification by Abdul Rahman Abdul Karim Al-Sheha

Air Mazi: najis, Jadi seks oral/blowjob hukumnya???

Setahu saya, adalah makruh bagi isteri menikmati kemaluan suami dengan mulut dan harus bagi suami menikmati kemaluan isteri sedemikian berdasarkan dalil ” isteri kamu bagaikan kebun dan ladang milikmu yang boleh digunakan menurut kehendakmu asalkan tidak menyalahi hukum syarak seperti …. ” (liwat).

Tetapi saya menjadi keliru apabila menyentuh soal air mazi.
Air mazi adalah cecair yang keluar dari kemaluan ketika berghairah. Sudah pasti suami/isteri yang melakukan perbuatan di atas akan terkena air mazi pada/dalam mulut/lidahnya. Manakala Air mazi dikatakan najis dan hukumnya haram.
Soalan 1:
Jika hukum perbuatan sex tersebut adalah harus/makruh, bagaimana mungkin ia dapat dilakukan sedangkan air mazi itu najis?
Setahu saya najis adalah bahan perkumuhan dari sistem badan. Air mazi hanyalah bahan cecair pada anggota badan yang bertujuan untuk melicinkan anggota tersebut dan ia bukan bahan perkumuhan dari badan.
Soalan 2:
Jadi mengapakah air mazi dikategorikan sebagai najis? Apakah hukumnya berdasarkan ijma’ atau sememangnya hukum yang telah tetapkan Allah? Bolehkah ustaz nyatakan dalilnya?
Bukan bermaksud untuk mempertikaikan hukum Allah. Tetapi saya keliru kerana terdapat dua hukum dalam satu keadaan yang sama.
1. Harus/makruh pada perbuatan sex itu.
2. Haram dan najis pada air mazi.
Sekian, jawapan:

Jawab:
Hukum makruh bagi isteri melakukan seks oral kepada zakar suami dan Harus suami melakukan seks oral kepada vagina isteri adalah dua hukum yg berdasarkan dzann (sangkaan) sahaja. Ini kerana tidak ada dalil yg direct menyentuh isu seks yg luarbiasa memandangkan nature budaya Islam yg tinggi dan luhur. Oral seks masih diwartakan dalam Kanun kesiksaan Hukum Civil Malaysia sebagai seks luar tabi’iy, ini menunjukkan penggubal perundangan civil Malaya dulu melihat seks oral sebagai seks luar tabi’iy (tabi’at seks luar biasa).
Kitab2 klasik fiqh langsung tidak membahaskan hukum oral seks. Hanya internet dan industri filem biru yg mempopularkan jenis2 seks luarbiasa spt oral, anal, lesbian, gay, beastiality (seks dgn binatang), dan macam2 lagi.
Kita berpendapat oral seks perlu dijauhi kerana walaupun seks itu Halal dan isteri itu pakaian bagi lelaki dan suami itu pakaian bagi isteri tapi ia masih tertakluk pada adab dan ketaqwaan. Seperti juga makan dan minum, ia adalah harus, kita tertakluk pada adab2 makan, namun Barat mengajar cara makan yg extreme, mereka makan burger dan piza sambil menari,, dan meneguk air carbonated mereka sambil berjalan dan berlari.
Maka seks pun begitu, kita umat Islam menikmati seks dgn beradab, maka biarkan orang Barat menikmati seks mereka dengan melampaui batas. Gempa seks atau sexual revolution yg melanda Barat amat menakutkan sekali, bahkan jika industri VCD lucah yg berleluasa sekarang jika tidak dapat dibendung akan mengundang padah pada umat Islam juga, bila revolusi seks biru ini menular dalam masyarakat.
Maka kami tidak berani nak tahqeeq hukum Oral seks ini sehingga fuqaha’ dan mujtahid terkemuka hari melihat dan mengkaji dan mengeluarkan suatu hukum yg muktamad sebagaimana hukum dadah dan rokok.

2. Mazi adalah najis menurut kesepakatan ahli hadis (Albani, Tamamul Minnah). Dalil: HR Bukhari-Muslim dari Ali bin Abi Talib ra. Maka jika mazi ini najis dan thabit kenajisannya melalui hadis sahih, maka anda boleh membuat hukum yg wajar utk oral seks. Lelaki dan wanita mengeluarkan cecair madzi semasa ghairah dan madzi itu najis dan jika cecair najis ini masuk dalam mulut, maka sudah tentu syara’ memandang serius masalah najis yg diambil secara sengaja. WA

Kekerapan Melakukan Hubungan Seks Bagi Suami isteri

Soalan: Saya mempunyai perasaan seks yang agak kuat. Saya selalu terasa ingin mengadakan hubungan tersebut. Malangnya suami saya kurang memahami, dingin dan hambar. Dia selalu menjarak tempoh hubungan seks kami. Apakah hanya isteri yang wajib melayan kehendak suami, bagaimana dengan suami pula?


Jawapan: Para ulama memberikan berbagai pendapat tentang jarak waktu paling kurang bagi hubungan seks yang wajib dilakukan oleh seorang suami. Berbagai pendapat telah diberikan.
Namun pendapat yang terbaik ialah apa yang nyatakan oleh Syeikh al-Islam Ibn Taimiyyah r.h ( wafat 728H) iaitu suami wajib menyutubuhi isteri dengan kadar keperluan seseorang isteri. Ini adalah pendapat yang tepat. Persetubuhan antara lain bertujuan memelihara kehendak nafsu agar tidak melakukan sesuatu yang menyanggahi syarak. Suami hendaklah sedar kewajipan ini. (sesiapa yang inginkan pendetilan masalah ini lihat al-Mufassal fi Ahkam al-Marah oleh ‘Abd al-Karim Zaidan).

Hukum Kencing Berdiri

TIDAK diharamkan seseorang kencing berdiri, terutamanya apabila adanya keperluan. Namun begitu kencing secara duduk itu adalah sunat kerana itulah kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi S.A.W. berdasarkan hadith daripada ‘Aisyah R.A.:

مَنْ حَدّثَكُمْ أنَّ النَّبِيَّ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَبُوْلُ قَائِمًا فَلَا تُصَدِّقُوْهُ ، مَا كَانَ يَبُوْلُ إلَّا قَاعِداً
Maksudnya: “Sesiapa yang menceritakan kepada kamu yang Nabi S.A.W. pernah kencing berdiri, maka janganlah kamu mempercayainya, tidaklah baginda kencing melainkan dengan duduk.” (HR al-Tirmizi, dan beliau berkata: “Hadith ini adalah yang paling sahih di dalam bab ini.” Hadith ini juga di sahihkan oleh al-Albani di dalam sahih Sunan al-Tirmizi) Lajnah Daimah 5/88 (Badan Tetap Fatwa Arab Saudi) apabila ditanya tentang hukum kencing berdiri, mereka menyatakan keharusannya sambil menegaskan sunatnya kencing secara duduk dengan berdalilkan hadith di atas. Seterusnya mereka menyebut:
“Ini disebabkan (kencing secara duduk itu) ianya lebih terlindung dan lebih terpelihara daripada terkena percikan kencingnya. Telah diriwayatkan hadith tentang keringanan kencing secara berdiri dengan syarat selamat daripada terkena percikan kencing pada pakaian dan badan, dan selamat dari terdedah aurat. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan daripada Huzaifah R.A. daripada Nabi S.A.W.:
أنَّهُ أَتَى سُبَاطَةَ قَوْمٍ فَبَالَ قَائِماً
Maksudnya: “Adalah baginda (S.A.W.) mendatangi kebun milik satu kaum, lalu baginda kencing secara berdiri.”

Hadith ini dengan ucapan ‘Aisyah di atas tidak saling menafikan antara keduanya, ini kerana dari dua hadith di atas dapat difahami Nabi S.A.W. kencing berdiri disebabkan tenpat tersebut tidak memungkinkan baginda duduk atau boleh juga difahami hadith daripada Huzaifah itu menjelaskan kepada orang ramai yang kencing berdiri itu bukanlah suatu perbuatan yang haram. Di samping itu hadith Huzaifah juga tidak menafikan yang asal hukum kencing adalah seperti yang dinyatakan oleh ‘Aisyah R.’anha yang Nabi S.A.W. kebiasaannya kencing secara duduk, dan kencing secara duduk itu adalah Sunnah Nabi S.A.W. yang bukan wajib yang menjadikan haram jika kita tidak melakukannya.”
bin sahak

harta anak yatim


Saya terdengar pendapat mengatakan pemegang wasiat harta anak yatim mempunyai sebahagian hak keatas harta tersebut. Dan ia dibolehkan utk membelanjakan asalkan tidak dgn secara pembaziran.
Betulkah pandangan sebegini?

jawapan:

al-Jawab:
Panduan mengurus harta anak yatim dijelaskan dalam ayat berikut:
“Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas berpatutan dan janganlah kamu tergesa-gesa membelanjakannya sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara penjaga) itu mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari makan memakan harta anak yatim itu dan barangsiapa (penjaga) yg miskin, bolehlah dia memakan harta itu menurut kadar yg patut…) AQT 4 (an-Nisaa’ : 06
Tafsir Ibn Jauzi (w. 597H, Baghdad) menjelaskan dalam tafsirnya, maksud makan harta anak yatim dengan berpatutan itu:
1. menggunakannya dengan cara pinjaman (loan)
2. membelanjakan menurut kadar keperluan dan tidak berlebihan
3. menggunakan harta itu setimpal dengan nilai kerja yang dilakukan demi kepentingan anak yatim itu
4. pengurus mengambil dalam keadaan terdesak, apabila ia kelapangan ia memulangkan semula, tapi kalau tidak mampu, maka ia halal.
Begitulah maksud ayat itu dan maksud memakan harta anak yatim oleh pengurusnya. sekian WA
al-ahkam 

Boleh memberi salam dan menjawab salam bukan mahram




assalam mualaikum wrt…
ana nak tanya sikit pasal makan menggunakan tangan kiri ni, adakah dikira kita makan menggunakan tangan kiri kalau kita makan kedua-dua belah tangan, cthnya seperti makan buger yang mana kita menggunakan kedua2 belah tangan. atau pun yang dikira menggunakan tangan kiri itu jikalau kita menggunakan tangan kiri semata2…?dan apa dalil2 dan hukum nya?
baarakAllah hufik. Continue Reading

suami minum susu isteri

suami minum susu isteri

assalamu’alaikum,
Saya nak tanya berkenaan hukum terminum atau minum susu badan isteri
jawapan:

Sheikh Yusuf Al-Qaradawi ditanya soalan ini dan beliau berkata:
“Pernah suatu ketika pada zaman sahabat R.A. Salah seorang sahabat R.A melakukan hubungan dgn isterinya, dan semasa melakukan perhubungan beliau telah menghisap payu dara isterinya sehingga susu telah masuk ke dlm perutnya. Oleh kerana itu, beliau telah pergi berjumpa dgn Abu Musa Al-Asha`ari R.A utk bertanyakan hukum tentang ini. Lalu Abu Musa menjawab, “Isteri engkau sudah tidak halal buatmu.”

Selepas itu, lelaki tersebut telah pergi berjumpa dgn Abdullah Ibn Mas’ud R.A utk bertanyakan perkara yang sama dan Ibn Mas’ud mengatakan ia bukanlah menjadi kesalahan. Ibn Mas’ud memberikan hujjah dari hadith yang mana dgn jelas menyatakan bahawa susuan hanyalah terbatas utk 2 tahun pertama kanak-kanak. Lalu Ibn Mas’ud membacakan ayat:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusukan anak-anak mereka selama dua tahun genap iaitu bagi orang yang hendak menyempurnakan penyusuan itu…”(Surah Al-Baqarah ayat 233)


هَذَا إِرْشَادٌ مِنْ اللَّه تَعَالَى لِلْوَالِدَاتِ أَنْ يُرْضِعْنَ أَوْلَادهنَّ كَمَال الرَّضَاعَة وَهِيَ سَنَتَانِ فَلَا اِعْتِبَار بِالرَّضَاعَةِ بَعْد ذَلِكَ وَلِهَذَا

Ini adalah perintah Allah Ta’ala kpd para ibu yang menyusukan anak sehingga sempurna tempoh itu yakni 2 tahun. Maka selepas tempoh itu (2 tahun), ia tidak tidak dikira. Mendengar hujjah ini, maka Abu Musa R.A berkata: “Jgnlah engkau bertanya aku lagi sekiranya ulama besar ini berbicara.”
Penjelasan selanjutnya ayat al-baqarah:


قَالَ ” لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَة ” وَذَهَبَ أَكْثَر الْأَئِمَّة إِلَى أَنَّهُ لَا يُحَرِّم مِنْ الرَّضَاعَة إِلَّا مَا كَانَ دُون الْحَوْلَيْنِ فَلَوْ اِرْتَضَعَ الْمَوْلُود وَعُمْره فَوْقهمَا لَمْ يُحَرِّم


Berfirman Allah, “Bagi orang yang hendak menyempurnakan penyusuan itu…”
Oleh yang demikian, penyusuan menyebabkan pengharaman itu (i.e: haram utk dinikahi) berlaku sblm 2 tahun. Sekiranya bayi menyusu selepas 2 tahun, maka pengharaman itu tidak ada.

قَالَ التِّرْمِذِيّ : ” بَاب مَا جَاءَ أَنَّ الرَّضَاعَة لَا تُحَرِّم إِلَّا فِي الصِّغَر دُون الْحَوْلَيْنِ” حَدَّثَنَا قُتَيْبَة حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَة عَنْ هِشَام بْن عُرْوَة عَنْ فَاطِمَة بِنْت الْمُنْذِر عَنْ أُمّ سَلَمَة قَالَتْ : قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : ” لَا يُحَرِّمُ مِنْ الرَّضَاعِ إِلَّا مَا فَتَقَ الْأَمْعَاءَ فِي الثَّدْيِ وَكَانَ قَبْل الْفِطَامِ ” هَذَا حَدِيث حَسَن صَحِيح وَالْعَمَل عَلَى هَذَا عِنْد أَكْثَر أَهْل الْعِلْم مِنْ أَصْحَاب رَسُول اللَّه – صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَغَيْرهمْ أَنَّ الرَّضَاعَة لَا تُحَرِّم إِلَّا مَا كَانَ دُون الْحَوْلَيْنِ وَمَا كَانَ بَعْد الْحَوْلَيْنِ الْكَامِلَيْنِ فَإِنَّهُ لَا يُحَرِّم شَيْئًا.
(تَفَرَّدَ التِّرْمِذِيّ بِرِوَايَةِ هَذَا الْحَدِيث وَرِجَاله عَلَى شَرْط الصَّحِيحَيْنِ)


Berkata Imam At-Tirmidzi di bawah Bab Penyusuan Menyebabkan Pengharaman Dlm tempoh 2 tahun pertama: Diriwayatkan dari Qutaibah diriwayatkan dari Abu Awanah dari Hisham bin `Urwah dari Fathimah Bint Munzir dari Umm Salamah berkata bahawa Rasulullah S.A.W bersabda: “Penyusuan akan menyebabkan haram sekiranya ia berlaku menyusu dan sebelum fitam (sblm 2 tahun).” At-Tirmidzi mengatakan, “Hadith ini hasan sahih dan majority para ahli ilmu dari kalangan para sahabat Rasulullah S.A.W mengamalkan bahawa penyusuan menyebabkan pengharaman sblm tamat tempoh 2 tahun dan penyusuan selepas itu tidak akan menyebabkan pengharaman.” (At-Tirmidzi shj meriwayatkan hadith ini dgn jalur rijal yang memenuhi syarat sahihain)
Kesimpulannya: Tidak mengapa bapa bayi berbuat demikian dan tidak menyebabkan berlaku pengharaman. :grin:
Wassalam
Rumusan:
Umur yg mempengaruhi susuan ialah (bayi) yg belum mencapai umur dua tahun. Ini ijma’ sahabat kecuali Aisyah ra. (Imam anNawawi, Syarah Sahih Muslim : 6/214; Imam Ibn Rusyd, Bidayah alMujtahid: 2/36). Madzhab Daudi atau Zahiri mendokong pendapat Aisyah dan diperkuat oleh Imam Ibn Hazm.
Madzhab Hanafi bayi bawah 2 tahun 6 bulan. Maliki pula dua tahun beberapa hari. WA