Bismillahirohmanirrahim.....
mhon MaaF lahir bathin.. saya tidak lbih baik dari kalian semua yg kena Tag ini..!!!
saya hanya menyampaikan & berbagi pngetahuan insya ALLAH Mungkin Bermanfaat untuK kita Amiin !!
Tentang Ada 10 hal yang menyebabkan doa tidak dijawab/tidak dikabulkan oleh Allah.!!
yaitu :
1) Pertama, kalian mengenal Allah, namun tidak menunaikan hak-hak-Nya.(perintah)Nya.
2)Kedua, kalian membaca Al-Quran, tapi kalian tidak mau mengamalkan isinya.
3) Ketiga, kalian mengakui bahwa iblis adalah musuh yang sangat nyata,
namun dengan suka hati kalian mengikuti jejak dan perintahnya.
4) Keempat, kalian mengaku mencintai Rasulullah, tetapi kalian suka meninggalkan ajaran dan sunnahnya.
5) Kelima, kalian sangat menginginkan surga, tapi kalian tak pernah melakukan amalan ahli surga.
6) Keenam, kalian takut dimasukkan ke dalam neraka, namun kalian dengan senangnya sibuk dengan perbuatan ahli neraka.
7) Ketujuh, kalian mengaku bahwa kematian pasti datang, namun tidak pernah mempersiapkan bekal untuk menghadapinya.
8) Kedelapan, kalian sibuk mencari aib orang lain dan melupakan cacat dan kekurangan kalian sendiri.
9) Kesembilan, kalian setiap hari memakan rezeki Allah, tapi kalian lupa mensyukuri nikmat-Nya.
10) Kesepuluh, kalian sering mengantar jenazah ke kubur, tapi tidak
pernah menyadari bahwa kalian akan mengalami hal yang serupa."
Semoga bermanFaat AMin ..*
** BERBAGI ILMU ISLAMI **
Rabu, 21 Mei 2014
Senin, 17 Maret 2014
Motivasi..
Bagi seorang Murid harus
bersyukur mempunyai seorang guru !!
Karna kalau tanpa
guru tidak mungkin seorang murid itu bisa membaca J
Dan yg berdiri diatas harus bersyukur sama yg katanya yg berdiri
dibawah..!!
Karna tanpa di topang sama yg di bawah !!
tidak mungkin yg diatas bisa berdiri !!
Karna tanpa di topang sama yg di bawah !!
tidak mungkin yg diatas bisa berdiri !!
Dan bagi yg punya FB harus bersyukur mempunyai Teman
yg Katanya lebih banyak pngetahuan
nya dari diri kita !! Karna tanpa kita mempunyai teman yg lebih pintar dari kita,tidak Mungkin yg Tadinya
Kita tidak Tau bisa Menjadi Tau J
Yg Namanya Godaan
Bagi Pria yg namanya Godaan itu ada 3
1Harta-2 Tahta-3Wanita
Dan Bagi wanita Godaan itu ada 3
1Harta- 2 tahta- 3 Pria
1Harta-2 Tahta-3Wanita
Dan Bagi wanita Godaan itu ada 3
1Harta- 2 tahta- 3 Pria
Diantara Ketiga itu yg paling berat godaan nya adalah
Pria sama Wanita
Karna dijaman sekarang ini paling banyak yg namanya Pacaran!!
semoga Mudah2 an agar Kita Bisa selamat Dunia dan Akhirat dari Godaan itu
kita sering-sering Berdo’a
Bismillahirahmanirohim..
‘’YA ALLAH Matikanlah syahwat ku Kepada yang Bukan Hak nya’’
Karna syahwat yg Hak itu untuk seorang suami istri
Bukan Untuk Pacar ‘
semoga Mudah –mudahan Bermanfaat Untuk Orang banyak Amiin J
-SALAM DAMAI -
@ Mochamad supandi
ms.pandisu123@gmail.com
Pria sama Wanita
Karna dijaman sekarang ini paling banyak yg namanya Pacaran!!
semoga Mudah2 an agar Kita Bisa selamat Dunia dan Akhirat dari Godaan itu
kita sering-sering Berdo’a
Bismillahirahmanirohim..
‘’YA ALLAH Matikanlah syahwat ku Kepada yang Bukan Hak nya’’
Karna syahwat yg Hak itu untuk seorang suami istri
Bukan Untuk Pacar ‘
semoga Mudah –mudahan Bermanfaat Untuk Orang banyak Amiin J
-SALAM DAMAI -
@ Mochamad supandi
ms.pandisu123@gmail.com
Kamis, 02 Januari 2014
Arti
Bacaan Shalat Lengkap – Sahabat Pustakers, pada
kesempatan kali ini Pustaka Sekolah akan berbagi mengenai arti dalam bahasa
Indonesia bacaan shalat., mulai dari takbiratul ihram sampai salam. Mungkin ini
berguna bagi mereka yang sedang mempelajari Islam dan shalat wajib 5 waktu.
Berikut arti lengkap bacaan shalat:
Takbiratul
ihram
Allahu Akbar
(Allah Maha Besar)
Do’a
Iftitah
Wajjahtu
wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha
(Kuhadapkan
wajahku, ke hadapan Dzat yang Mencipta langit dan bumi)
haniifam
muslimaw wamaa ana minal musyrikin
(Kumenghadap
dengan hati cenderung kepada-Nya, dan aku bukan tergolong orang2 yang
menyekutukan-Nya)
Inna
shalaati, wa nusuki, wamahyaaya wa mamaati, lillaahii rabbil ‘aalamiin
(Sesungguhnya
shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanya bagi Allah Tuhan semesta alam)
Laa
syariikalahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin
(Tiada
sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan, dan aku tergolong
orang-orang yang berserah diri—muslimin)
Al-fatihah
Bismillaahirrahmaanirrahiim
(Dengan
nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang)
Alhamdulillaahi
rabbil Aalamiin
(Segala
puj bagi Allah, tuhan semesta alam)
Arrahmaanirrahiim
(Yang
maha pengasih lagi maha penyayang)
Maaliki
yaumid diin
(Yang
merajai hari pembalasan)
Iyyaaka
na’budu wa iyyaaka nasta’iin
(Hanya
kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)
Ihdinash
shiraathal mustaqiim
(Tunjukilah
kami jalan yang lurus)
Shiraathal
ladziina an’amta alaihim
(Yaitu
jalan orang-orang—yang telah engaku beri nikmat kepada mereka)
Ghairil
maghdhuubi alaihim wa ladh dhaalliin
(Bukan
jalan orang-orang yang dilaknat, bukan pula yang tersesat)
Ruku’
/ Sujud
Subhana
rabbiyal ‘azhim wa bihamdihi 3x (untuk bacaan ruku’) dan
Maha
Suci Tuhan Yang Maha Agung, dan memujilah aku kepadaNya
Subhana
rabbiyal a’la wabihamdihwabihamdihi 3x (untuk bacaan sujud)
Maha
Suci Tuhan Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepadaNya
Atau:
Subhanakallah
humma rabbana wabihamdika Allahummaghfirli
Maha
Suci engkau ya Allah, ya Tuhan kami, dan kumemuji kepadaMu, ya Allah ampunilah
aku
I’tidal
Sami’allahu
liman hamidah
Semoga
Allah mendengar orang yang memujinya
Rabbana
lakal hamdu, hamdan katsiran, thayyiban mubarakan fihi
Ya
Tuhan kami, bagimu segala puji, pujian yang banyak dan baik…..
Duduk
di antara 2 Sujud
Allahumaghfirli,
warhamni, wajburni, wa afini, wahdini, warzuqni
Ya
Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah segala kekuranganku, berilah
aku kesehatan, tunjukilah aku, berilah aku rezeki
Tahiyyatul
Awal / Akhir
Attahiyyatulillahi
washalawatu waththayyibah
Segala
kehormatan bagi Allah, serta segala kebahagiaan dan kebaikan
As-salamu’alaika
ayyuhan nabiyyu, warahmatullahi wabarakatu
Semoga
keselamatan atasmu ya Nabi (Muhammad SAW), serta rahmatNya dan barokahNya
As-salamu’alaina
wa ‘ala ibadillahish shalihin
Semoga
keselamatan atas kami, dan atas hamba-hamba yang shaleh*
Asyhadu
alla ilaha illa Allah, wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh
Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan rasul-Nya
Allahumash
shalli ‘ala Muhammad, wa ‘ala ali Muhammad atau wa ‘ala alihi
Ya
Allah, limpahkanlah kebahagiaan (shalawat) atas Nabi Muhammad, dan atas
keluarganya
Kama
shallaita ‘ala Ibrahim, wa ‘ala ali Ibrahim
Sebagaimana
Engkau limpahkan kepada Nabi Ibrahim, dan kepada keluarganya
Wabarik
‘ala Muhammad, wa ‘ala ali Muhammad
Dan
berkatilah Nabi Muhammad, serta keluarganya
Kama
barakta ‘ala ibrahim, wa ‘ala ali ibrahim
Sebagaimana
Engkau memberkati Nabi Ibrahim, serta keluarganya
Innaka
hamidum majid
Sesungguhnya
Engkau Maha Suci lagi Maha Mulia
Salam
As-salamu
‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Semoga
keselamatan atasmu, serta rahmat Allah dan barokahNya.[ps]
Rabu, 18 Desember 2013
1. Bismillah. Di dalam Risalah Tabukiyah, Imam Ibnul Qoyyim membagi #hijrah menjadi 2 macam.
2. Pertama, hijrah dengan hati menuju Allah dan Rasul-Nya. | #hijrah
3. Hijrah ini hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap orang di setiap waktu. | #hijrah
4. Kedua yaitu #hijrah dengan badan dari negeri kafir menuju negeri Islam.
5. Diantara kedua macam hijrah ini, #hijrah dengan hati kepada Allah dan Rasul-Nya adalah yang paling pokok.
6. Allah berfirman, “Maka segeralah (berlari) kembali mentaati Allah.” (QS Adz Dzariyaat: 50) | #hijrah
7. Inti #hijrah kepada Allah ialah dengan meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintai-Nya.
8. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, | #hijrah
9. “Seorang muslim ialah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. | #hijrah
10. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah org yg meninggalkan apa yg dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhori dan Muslim) | #hijrah
11. Hijrah ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’: Dari kecintaan kepada SELAIN Allah menuju kecintaan KEPADA-Nya, | #hijrah
12. dari peribadahan kepada SELAIN-Nya menuju peribadahan KEPADA-Nya, dari takut kepada SELAIN Allah menuju takut KEPADA-Nya. | #hijrah
13. Dari berharap kpda SELAIN Allah menuju berharap KEPADA-Nya. Dari tawakal kpd SELAIN Allah menuju tawakal KEPADA-Nya. | #hijrah
14. Dari berdo’a kpd SELAIN Allah menuju berdo’a KEPADA-Nya. Dari tunduk kpd SELAIN Allah menuju tunduk KEPADA-Nya. | #hijrah
15. Inilah makna, “Maka segeralah kembali pada Allah.” (Adz Dzariyaat: 50). | #hijrah
16. Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Laa ilaha illallah. | #hijrah
IslamDiaries 17/Feb/2013 11:15:42 PM PST
17. Allah berfirman, “Maka demi Rabbmu (pada hakikatnya) mereka tidak beriman | #hijrah
18. hingga mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, | #hijrah
19. kemudian mereka tidak merasa keberatan di dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, | #hijrah
20. dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisaa’: 65) | #hijrah
21. Hijrah ini sangat berat. Org yg menitinya dianggap org yg asing diantara manusia sendirian walaupun tetangganya banyak. | #hijrah
22. Dia meninggalkan seluruh pendapat manusia dan menjadikan Rasulullah sebagai hakim | #hijrah
23. di dalam segala perkara yang diperselisihkan dalam seluruh perkara agama. Dia gak perduli mau dicela, diledek atau dihina.. | #hijrah
24. Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Muhammad Rasulullah. | #hijrah
2. Pertama, hijrah dengan hati menuju Allah dan Rasul-Nya. | #hijrah
3. Hijrah ini hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap orang di setiap waktu. | #hijrah
4. Kedua yaitu #hijrah dengan badan dari negeri kafir menuju negeri Islam.
5. Diantara kedua macam hijrah ini, #hijrah dengan hati kepada Allah dan Rasul-Nya adalah yang paling pokok.
6. Allah berfirman, “Maka segeralah (berlari) kembali mentaati Allah.” (QS Adz Dzariyaat: 50) | #hijrah
7. Inti #hijrah kepada Allah ialah dengan meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintai-Nya.
8. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, | #hijrah
9. “Seorang muslim ialah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. | #hijrah
10. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah org yg meninggalkan apa yg dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhori dan Muslim) | #hijrah
11. Hijrah ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’: Dari kecintaan kepada SELAIN Allah menuju kecintaan KEPADA-Nya, | #hijrah
12. dari peribadahan kepada SELAIN-Nya menuju peribadahan KEPADA-Nya, dari takut kepada SELAIN Allah menuju takut KEPADA-Nya. | #hijrah
13. Dari berharap kpda SELAIN Allah menuju berharap KEPADA-Nya. Dari tawakal kpd SELAIN Allah menuju tawakal KEPADA-Nya. | #hijrah
14. Dari berdo’a kpd SELAIN Allah menuju berdo’a KEPADA-Nya. Dari tunduk kpd SELAIN Allah menuju tunduk KEPADA-Nya. | #hijrah
15. Inilah makna, “Maka segeralah kembali pada Allah.” (Adz Dzariyaat: 50). | #hijrah
16. Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Laa ilaha illallah. | #hijrah
IslamDiaries 17/Feb/2013 11:15:42 PM PST
17. Allah berfirman, “Maka demi Rabbmu (pada hakikatnya) mereka tidak beriman | #hijrah
18. hingga mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, | #hijrah
19. kemudian mereka tidak merasa keberatan di dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, | #hijrah
20. dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisaa’: 65) | #hijrah
21. Hijrah ini sangat berat. Org yg menitinya dianggap org yg asing diantara manusia sendirian walaupun tetangganya banyak. | #hijrah
22. Dia meninggalkan seluruh pendapat manusia dan menjadikan Rasulullah sebagai hakim | #hijrah
23. di dalam segala perkara yang diperselisihkan dalam seluruh perkara agama. Dia gak perduli mau dicela, diledek atau dihina.. | #hijrah
24. Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Muhammad Rasulullah. | #hijrah
Kamis, 12 Desember 2013
5 PESANAN SYEIKH AHMAD YASIN KEPADA PEMUDA DAN PEMUDI
Wahai anak-anakku, telah tiba saatnya kalian kembali kepada ALLAH swt
dengan meninggalkan pelbagai keseronokan dan kealpaan kehidupan dan
menyingkirkannya jauh daripada kehidupan kalian. Telah tiba saatnya
kalian bangun dan melakukan solat subuh secara berjemaah. Sudah sampai
saatnya untuk kalian menghiasi diri dengan akhlak yang mulia,
mengamalkan kandungan al-Quran serta mencontohi kehidupan Nabi Muhammad
saw.
Aku menyeru kalian wahai anak-anakku untuk solat tepat pada waktunya.
Lebih dari itu, aku mengajak kalian wahai anak-anakku, untuk mendekat
diri kepada sunnah Nabi kalian yang agung.
Wahai para pemuda, aku ingin kalian menyedari dan menghayati makna
tanggung jawab. Kalian harus tegar menghadapi kesulitan hidup dengan
meninggalkan keluh kesah. Aku menyeru kalian untuk menghadap ALLAH SWT
dan memohon keampunan dari-Nya agar Dia memberi rezeki yang berkat
kepada kalian. Aku menyeru kalian supaya menghormati orang yang lebih
tua dan menyayangi orang yang lebih muda.Aku ingin kalian tidak tertidur
oleh alunan-alunan muzik yang melalaikan, melupakan kata-kata yang
menyebutkan cinta kepada manusia dan dunia serta menggantikannya dengan
kata amal, kerja dan zikir kepada ALLAH. Wahai anak-anakku, aku amat
berharap kalian tidak sibuk dengan muzik dan tidak terjerumus ke dalam
arus syahwat.
Wahai puteriku, aku ingin kalian berjanji kepada ALLAH akan mengenakan
hijab secara jujur dan betul. Aku meminta kalian berjanji kepada ALLAH
bahawa kalian akan mengambil peduli tentang agama dan Nabi kalian yang
mulia. Jadikanlah ibunda kalian, Khadijah dan Aisyah, sebagai teladan.
Jadikan mereka sebagai pelita hidup kalian. Haram hukumnya bagi kalian
untuk melakukan sesuatu yang boleh menarik perhatian pemuda supaya
mendekati kalian.Kepada semua, aku ingin kalian bersiap sedia untuk
menghadapi segala sesuatu yang akan datang. Bersiaplah dengan agama dan
ilmu pengetahuan. Bersiaplah untuk belajar dan mencari hikmah.
Belajarlah bagaimana hidup dalam kegelapan yang pekat. Latihlah diri
kalian agar dapat hidup tanpa elektrik dan peralatan elektronik.
Latihlah diri kalian untuk sementara waktu merasakan kehidupan yang
sukar.
Biasakan diri kalian agar dapat melindungi diri dan membuat perancangan
untuk masa depan. Berpeganglah kepada agama kalian. carilah
sebab-sebabnya dan tawakal kepada ALLAH.
Daie dan Keegoan
Dunia kini menyaksikan gerakan pemuda-pemudi Islam paling terkedepan. Barisan mereka menerobos gelombang ummah bertujuan untuk mengubahnya.
” Pemuda adalah agen pengubah yang terbaik.”
Kebersamaan mereka di dalam badan-badan tertentu, bersama dengan orang yang sefikrah dengan mereka menjadikan mereka pemuda-pemudi yang cukup bersemangat dalam jalan dakwah dan tarbiyyah ini.
Masing-masing sudah mula memahami tugas amar ma’ruf dan nahi mungkar. Ditambah lagi dengan terlalu banyak sumber ilmu pada zaman kini. Ceramah-ceramah di masjid-masjid, usrah dan halaqah, dan alam maya sendiri menyajikan terlalu banyak ‘ustaz-ustazah’ palsu.
Melalui ilmu-ilmu inilah, fikrah perjuangan pemuda-pemudi mula terbina. Ada dalam kalangan mereka, fikrah mereka terbina dengan elok dan malangnya ada dalam kalangan mereka, fikrah mereka tidak terbina dengan elok.
Mereka merasakan bila mereka punyai terlalu banyak sumber ilmu maka mereka adalah orang yang paling layak untuk memberitahu segala-galanya kepada ummah sedangkan cetek sekali ilmu pengetahuan mereka.
Dek kerana itulah, dapat kita melihat perjuangan mereka ada yang tidak tentu hala. Malah, ada perjuangan yang tidak jelas namun mereka amat sibuk mengajak manusia untuk meng’anuti’ apa yang mereka percaya.
Cuba kita lihat, pemuda-pemudi sekarang yang dikatakan sibuk berjuang namun dalam mereka tiada lagi yang berupaya menjadi pemuda-pemudi Islam yang hebat zaman para sahabat terdahulu.
Walaupun mereka hebat, tetapi jiwa Ali R.A tiada seorang pun dalam kalangan mereka.
Walaupun bilangan pemuda ramai, tetapi amat susah sekali untuk mencari Sultan Muhammad Al-Fateh dalam kalangan mereka.
Walaupun mereka amat bersemangat, tetapi masih lagi jauh beza antara mereka dan pemuda-pemudi di Palestin sana !
Mengapa kita sebagai pemuda-pemudi ini masih begini ? Masih tidak mampu mengubah meskipun kita punya banyak kelebihan ?
PEMUDA DAN KEKECEWAAN MEREKA
Pemuda-pemudi kini mudah berasa kecewa dengan keadaan sekeliling mereka terutama manusia-manusia yang berhampiran dengan mereka.
Mereka cukup kecewa dengan manusia yang tidak memahami jalan perjuangan mereka. Mereka kecewa kerana manusia di sekeliling mereka terlalu menekan mereka.
Dan kekecewaan mereka inilah yang telah membunuh mereka sebenarnya !
Kekecewaan ini telah menjadikan mereka pemuda-pemudi yang cukup bongkak. Mereka menunding kesemua kesalahan kepada orang lain dan melupakan diri mereka sendiri.
” Ikutlah aku. Aku yang betul. Kamu semuanya salah!”
Kekecewaan ini terus menjadikan mereka bertindak dengan tindakan yang tidak waras. Mereka lebih memilih untuk memerli daripada menasihati orang-orang di sekeliling mereka dengan berhikmah.
Mereka lebih memilih untuk mengherdik daripada memujuk hati ummah dengan nasihat-nasihat yang cukup membasahkan jiwa.
Sungguh, inilah attitud yang telah menjadikan seorang daie itu bertindak melulu. Dia hanya mengikut kepalanya sendiri tanpa terlebih dahulu menimbang tara keadaan orang lain.
Keadaan inilah yang menjadikan gelombang pemuda-pemudi kini bertindak dalam kekecewaan. Sedangkan sepatutnya kekecewaan itu mereka tukar dengan kasih-sayang kepada ummah.
” Kami membunuh dengan kasih sayang.”
Inilah nasihat Imam As-Syahid Hassan Al-Banna kepada dua’t di sekelilingnya. Beliau tidak mahu kita masuk ke dalam masyarakat dengan keadaan yang begitu bongkak seolah kita tahu kesemuanya.
Beliau tidak mahu kita menerjah masuk ke dalam masyarakat dengan penuh amarah, penuh rasa tidak puas hati. Beliau mahu kita masuk ke dalam medan manusia dengan penuh berhemah, kaya dengan akhlak yang mulia serta hati dan niat yang suci.
Maka, tanya semula pada diri kita semua.
Adakah kekecewaan yang berada dalam jiwa kita sebagai seorang daie, sebagai seorang pemuda ini menghalakan kita ke arah perjuangan yang betul ?
PEMUDA DAN KEBANGGAAN MEREKA
Pemuda-pemudi kini cukup berbangga dengan apa yang mereka ada.
Mereka punya tenaga dan semangat yang kuat. Sungguh, apabila seorang pemuda itu disuntik dengan fikrah yang betul dia akan menjadi seorang pemuda yang amat berguna !
Apa sahaja yang dibuat oleh pemuda-pemudi buat untuk memanggil masyarakat dan masyarakat menyambutnya dengan baik, bertambahlah kebanggaan mereka sebagai seorang pemuda !
” Ya, ummah telah datang kepadaku.”
Mereka tertipu dengan bilangan yang ramai. Mereka menyangka dengan gelaran daie itu telah mengangkat darjat mereka sedangkan sebenarnya mereka tertipu dengan hasutan syaitan !
Lihat kisah antara Iblis dan Nabi Adam A.S. Saat Nabi Adam A.S diangkat oleh Allah untuk menjadi seorang khalifah di atas muka bumi, Iblis mula rasa tergugat dan cemburu sedangkan Allah bukanlah menghadiahkan harta emas ataupun sebuah istana buat Nabi Adam A.S. Allah cuma menghadiahkan tanggungjawab sebagai seorang khalifah kepadanya dan inilah yang menjadikan Iblis tidak senang duduk !
” People nowadays fight for religious title.”
Inilah penyakit yang ada dalam kalangan dua’t masa kini. Betapa mereka terlalu bangga dengan gelaran mereka sebagai seorang daie sampai mereka hilang asal-usul diri mereka, sampai mereka lupa tujuan asal mereka.
Sampailah satu tahap mereka merasakan bahawa agama ini yang memerlukan mereka.
Segala kejayaan dakwah ini dirasakan adalah hasil usaha dari kesungguhan mereka tanpa mereka sedar akan hakikat rezeki-rezeki dakwah itu datang dari tangan Allah yang amat mengasihani kita !
Ya, itulah kata hati seorang daie yang bongkak !
Sedangkan, Allah itu tidak memerlukan apa-apa kerana Dia Maha Kaya, Dia pemilik segala-galanya. Mana mungkin Dia yang memerlukan kita kerana kita yang sebenarnya memerlukan Dia !
DUA’T DAN KEEGOAAN MEREKA
Bilakah masanya titik keegoaan seorang daie ini mula bertapa di dalam hatinya ?
Apabila seorang daie itu tidak tahu menghargai Allah S.W.T.
Mereka mula merasakan mereka adalah hamba-hamba yang terbaik. Merasakan seolah nama-nama mereka telahpun disenaraikan menjadi penghuni-penghuni syurga.
Mereka nampak beragama, tampak lebih hebat beramal berbanding orang lain, sedangkan di dalam diri mereka terdapat satu penyakit yang sedang membusukkan hati mereka iaitu ego !
Mereka mula memandang rendah kepada manusia yang lain. Mereka mula merasakan mereka adalah orang yang paling layak untuk berbicara tentang agama.
Sungguh, penyakit yang membunuh dari dalam adalah penyakit yang lebih merbahaya kerana seorang daie itu dia tidak sedar akan penyakit yang sedang dialaminya.
” Other people do bad actions outwardly, but ego people do inwardly.”
Apakah mereka menyangka mereka
tidak akan dihukum dengan keadaan hati mereka yang cukup busuk itu
walaupun luaran mereka tampak baik ?
BILA HATI MULA MENGERASBelum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang yang fasik. (57 : 16)
Terkadang, dakwah dan tarbiyyah ini sudah menjadi rutin kita. Sampai satu fasa, dakwah dan tarbiyyah tidak lagi menjadi jalan yang sebenar-benar pilihan kita. Kita menganggapnya sebagai satu ketentuan dan kita terpaksa menerimanya dengan rela.
Dakwah dan tarbiyyah tidak lagi se’basah’ seperti kali pertama kita mengenalinya dahulu.
Ayat-ayatNya tidak lagi mampu menyentuh hati kita seperti dahulu sehingga kita mampu menangis mentadabburnya.
Kegembiraan dan keasyikan kita terhadapnya seolah lesap begitu sahaja.
Tertanya-tanya, ke manakah rasa itu menghilang ?
Hati yang sudah tidak punya rasa adalah hati yang keras. Dan hati yang keras datang dari keegoan yang tinggi. Di kala ini, sang daie itu akan melupakan dirinya sendiri tanpa dia sedari.
Bilakah masanya titik keegoaan seorang daie ini mula bertapa di dalam hatinya ?
Apabila seorang daie itu tidak tahu menghargai Allah S.W.T.
Mereka mula merasakan mereka adalah hamba-hamba yang terbaik. Merasakan seolah nama-nama mereka telahpun disenaraikan menjadi penghuni-penghuni syurga.
Mereka nampak beragama, tampak lebih hebat beramal berbanding orang lain, sedangkan di dalam diri mereka terdapat satu penyakit yang sedang membusukkan hati mereka iaitu ego !
Mereka mula memandang rendah kepada manusia yang lain. Mereka mula merasakan mereka adalah orang yang paling layak untuk berbicara tentang agama.
Sungguh, penyakit yang membunuh dari dalam adalah penyakit yang lebih merbahaya kerana seorang daie itu dia tidak sedar akan penyakit yang sedang dialaminya.
” Other people do bad actions outwardly, but ego people do inwardly.”
Apakah mereka menyangka mereka
tidak akan dihukum dengan keadaan hati mereka yang cukup busuk itu
walaupun luaran mereka tampak baik ?
BILA HATI MULA MENGERASBelum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang yang fasik. (57 : 16)
Terkadang, dakwah dan tarbiyyah ini sudah menjadi rutin kita. Sampai satu fasa, dakwah dan tarbiyyah tidak lagi menjadi jalan yang sebenar-benar pilihan kita. Kita menganggapnya sebagai satu ketentuan dan kita terpaksa menerimanya dengan rela.
Dakwah dan tarbiyyah tidak lagi se’basah’ seperti kali pertama kita mengenalinya dahulu.
Ayat-ayatNya tidak lagi mampu menyentuh hati kita seperti dahulu sehingga kita mampu menangis mentadabburnya.
Kegembiraan dan keasyikan kita terhadapnya seolah lesap begitu sahaja.
Tertanya-tanya, ke manakah rasa itu menghilang ?
Hati yang sudah tidak punya rasa adalah hati yang keras. Dan hati yang keras datang dari keegoan yang tinggi. Di kala ini, sang daie itu akan melupakan dirinya sendiri tanpa dia sedari.
Keegoan inilah yang menjadikan seorang daie itu akhirnya menjadi palsu. Luarannya tampak hebat, tetapi secara sembunyi, dia sedang mencetak belangnya yang sebenar. Akhirnya, seorang daie itu akan menjadi diri yang terlampau berbeza !
Masa yang panjang adalah satu faktor yang cukup kuat untuk mempengaruhi keegoan seseorang. Contohnya mudah, seorang daie yang telah lama di dalam jalan dakwah bertindak merendah-rendahkan orang yang masih baru menyertai jalan ini.
“ Ish, adik-adik tak boleh tahu tentang hal ini.”
Bila ditanyakan soalan, kita lebih memilih untuk menyalahkan orang yang bertanya daripada memberi jawapan yang memuaskan hatinya.
Sungguh, memang dakwah dan tarbiyyah ini mempunyai tahapan dan susunannya. Tetapi, tahapan dan susunan itu hanyalah urusan manusia yang serba kekurangan. Tujuannya, hanyalah untuk memudahkan urusan dalam dakwah dan tarbiyyah agar segala gerak kerja kita ini terhasil dengan muntij.
Bukanlah kerana pengalaman atau pengetahuan kau yang banyak itu, kau boleh merendah-rendahkan manusia yang lain dengan begitu mudah !
Jangan cepat menyangka orang di luar jalan dakwah dan tarbiyyah ini tidak mengetahui apa-apa kerana mungkin sahaja mereka itu lebih hebat dari kita semua.
Dakwah dan tarbiyyah bukanlah atas dasar pengalaman
semata. Dakwah dan tarbiyyah adalah satu proses pembelajaran yang
berbeza-beza bagi setiap manusia. Maka, pelajarilah daripada orang-orang
yang sedang belajar juga di sekelilingmu meskipun apa yang kamu
pelajari itu adalah hal yang sama kerana boleh jadi dia pelajar yang
lebih baik berbanding diri kamu sendiri.
Percayalah, betapa seorang daie yang ego itu tidak akan diterima oleh
ummah. Ummah tidak memerlukan daie yang sombong untuk memimpin mereka.
Ummah memerlukan daie yang penuh tawadhu’ dan khusyuk.Sang daie itu pun mula berjalan di atas muka bumi ibarat seorang raja yang penuh bongkak.
Apabila ada manusia yang menegur kesalahannya,
dia akan membalas, “ Layakkah kau untuk menegurku ?”
Apabila ada manusia yang menolak pendapatnya,
dia akan membalas, “ Mengapa pendapatku tidak diterima ? Bukankah pendapatku adalah pendapat yang terbaik berbanding kamu semua ?”
Malah, mungkin sahaja seorang daie tinggi egonya itu akan turut menghasilkan ummah yang ego terhadap perintah dan hak-hak Allah.
Dan Tuhanmu berfirman, “ Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mahu menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (40:60)Ummah memerlukan seorang daie yang halus jiwanya. Menyentuh manusia dalam keadaan dirinya sendiri juga serba kekurangan. Betapa penting untuk seorang daie itu memahami akan konsep islah dan musleh.
Konsep ini mengajar kita betapa peluang untuk memperbaiki kelemahan itu sentiasa ada. Bukanlah apabila seorang daie itu menabalkan dirinya sebagai seorang daie, dia tidak lagi perlu untuk memperbaiki dirinya sendiri.
Andai mereka tidak lupa untuk mengislah diri mereka, para dua’t akan mudah mendatangi manusia dan mengislah yang lain pula.
Wahai dua’t, sedarilah bahawa ummah mahu berjalan
seiring dengan kamu semua. Kerana jika kau berjalan dengan penuh ego,
kau akan mendapati mereka akan meninggalkanmu. Jika kau berjalan dengan
penuh rendah hati, mereka akan jujur sekali mengikutimu.
Niat akan mula berkarat, dan amal pula hilang rasa kehambaannya.
Pintu hatinya sendiri mula tertutup daripada menerima hidayah Allah.
(iaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Sangat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang yang sombong dan berlaku sewenang-senangnya. (60:35)Seterusnya, dia akan menjadi seorang daie yang disisihkan oleh Allah.
Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian adalah kerana mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya. (7:146)
Berjalan keliling alam,
Langit tanpa tiang,
Dua sayap burung mampu terbang,
kekaguman tidak dapat dihentikan,
dari mana datangnya keindahan ?
Berjalan keliling alam,
kesempurnaan milik yang Esa,
jangan dicari pada hamba,
yang Esa penuh keagungan,
yang hamba dilimpah kekurangan.
Berjalan keliling alam,
bahana ego mula menyapa,
hingga lupa diri yang sebenarnya,
tertonjol belang tak kira tempatnya !
Berjalan keliling alam,
mudah terasa hebat,
berlagak sampai ummah meluat,
bodoh diadun sombong,
Tuhan menilai dakwahnya kosong !
Berjalan keliling alam,
jangan lupa kamar muhasabah,
di sana singgahsana buat ruhiyyah,
latih ego biar dibawah,
kerana kita hamba lemah.
Universiti Tarbiyah | Saling
tidak tumpah seperti orang dewasa lagaknya. Tidak mementingkan diri dan
sungguh pemurah. Ya, dirinya sungguh pemurah tatkala mewakafkan
rumahnya untuk kemaslahatan dakwah dan tarbiyah pada ketika itu. Tempat
tinggalnya di kawasan Bukit Safa menjadi pilihan, sebagai tempat
berkumpul Rasulullah S.A.W. dan para sahabat semasa dakwah masih sirriyah ( secara sembunyi).
Bukan itu sahaja! Di situ jugalah tempat Nabi Muhammad S.A.W mengajarkan
wahyu kepada para sahabat dan membina kefahaman mereka. Inilah lokasi
di mana sesi usrah, musyawarah,muayashah (kebersamaan) danqadhaya(perbincangan masalah) diantara Nabi S.A.W dan 40 para sahabat berlaku.
Inilah nukilan pendek kisah seorang pemuda daripada suku kaum Makhzum,
Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam al-Makhzumi. Pemuda yang ketujuh
digelar as-Sabiqun al-Awwalun, hanya berusia 16 tahun ketika
memeluk Islam di saat dakwah baru sahaja berputik di bumi Mekah.
Kisahnya tidaklah kerap menjadi buah mulut orang, hanya sekali-sekala
meniti di bibir para pejuang di era baru. Bukanlah harta atau kuda
perang yang disumbang, tetapi tempat tinggalnya yang menjadi cagaran
untuk memperoleh redha dari Allah S.W.T.
Sungguh besar fungsi Rumah Arqam Bin Abi al-Arqam, tempat bermulanya
proses pentarbiyahan Rasulullah S.A.W kepada para sahabat sehingga Islam
mampu menguasai dunia.
Pendidikan VS. Pengajaran
Dar al-Arqam bukanlah seperti rumah biasa. Dekornya tidak
mempunyai sofa lembut dan meja antik. Namun, ia dipenuhi dengan
rijal-rijal dakwah yang mendambakan sentuhan dan belaian daripada seorang murabbi. Setiap jiwa yang mendatangi Dar al-Arqam,
hatinya akan disentuh dan disucikan dengan wahyu Allah yang disampaikan
oleh Nabi S.A.W. Itulah proses tarbiyah – proses pendidikan di zaman
Rasulullah S.A.W.
Antara pendidikan dan pengajaran mempunyai perbezaan yang ketara. Orang
yang mengajar hanya menyampaikan sahaja, tidak kisah sama ada orang yang
menerima itu faham atau tidak apa yang diajarkan. Proses pengajaran
juga lebih banyak menggunakan akal untuk menerima apa yang diajarkan.
Manakala, pendidikan pula bukanlah proses sehari dua, malah
berpuluh-puluh tahun lamanya.
Si pendidik akan memberi didikan sehinggalah orang yang dididiknya itu
faham dan dapat mempraktikkan apa yang disampaikan. Elemen hati juga
amat penting dalam memahami apa yang disampaikan. Allah S.W.T telah
berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 151 (maksudnya):
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad)
dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Kitab (al-Quran) dan Hikmah (Sunnah), serta
mengajarkan apa yang belum diketahui.”
Nabi S.A.W sebagai murabbi mentarbiyah para sahabat (mutarabbinya)
satu persatu, sedikit demi sedikit, satu wahyu ke wahyu berikutnya
secara tidak terburu-buru, supaya apa yang disampaikan baginda dapat
difahami dan diamalkan setiap mutarabbinya. Dalam pada itu, Rasulullah S.A.W juga ditarbiyah secara langsung oleh Allah S.W.T. Setiap murabbi itu juga adalah seorang mutarabbi. Akan ada murabbi lain pula yang akan mendidiknya. Begitulah wasilah pentarbiyahan Rasulullah S.A.W, mendidik para sahabat di Dar al-Arqam dalam bentuk nukleus-nukleus kecil (usrah) dan juga secara beramai-ramai seperti daurah.
Sepertimana proses pentarbiyahan yang telah diguna pakai dalam madrasah
Rasulullah S.A.W, itu jugalah yang perlu kita amalkan dewasa ini.
Kitalah yang perlu menyambung tugas pentarbiyahan ini, saling ingat
memperingati antara satu sama lain. itulah fungsinya pendidikan atau
tarbiyah ini kepada kita, supaya kita sentiasa diingatkan ketika ada
yang terlupa dan terlalai.
Kecemerlangan Luar Biasa!
Institusi pendidikan Rasulullah S.A.W. ini bukanlah sesuatu yang kuno
dan tidak boleh diguna pakai di zaman ini. Walhal, dengan cara inilah
yang telah menyebabkan Islam pada suatu ketika dahulu telah menjadi World Order atau Ustaziyatul ‘Alam kepada dunia. Dengan cara usrah dan daurah inilah, agama ini mempunyai pendokongnya – qaedah sulbah yang sentiasa memperjuangkannya.
Mana mungkin, Islam ada tulang belakang seperti Uthman bin Affan yang sangat banyak menginfakkan hartanya fi sabilillah.
Mana mungkin Saidina Hamzah sanggup berjihad mempertahankan Islam sehingga akhirnya syahid di medan Uhud.
Jika tidak kerana pentarbiyahan sebegini, mana mungkin Bilal bin Rabah
sanggup menahan panas terik matahari atas dasar mempertahankan
keimanannya. Inilah para graduan yang lahir dari madrasah Rasulullah
S.A.W, yang berjaya dengan cemerlang dalam setiap mehnah yang dihadapinya, tidak mudah gentar dan putus asa, serta sentiasa cakna dengan isu umat di sekeliling mereka.
Institusi tarbiyah ini yang tidak hanya berlegar di zaman Rasulullah
S.A.W sahaja, malah ia berterusan hingga ke zaman Khulafa’ ar-Rasyidin,
yang kemudiannya berkembang hingga ke zaman Umayyah dan akhirnya
mencecah ke darjah yang paling tinggi pada zaman Abbasiyah.
Begitulah kisah kecemerlangan tamadun Islamiyah yang dicapai melalui
proses pentarbiyahan yang dimulakan oleh Rasulullah S.A.W. Proses
tarbiyah yang mesti dilalui oleh setiap seorang dari kita. Daripada
tarbiyahlah, kita memahami tujuan penciptaan kita. Dengannya jugalah
kita menjadi manusia berpotensi yang tidak hanya memikirkan mengenai
kehidupan sendiri. Jangan hanya menjadi manusia yang menunggu-nunggu
bila tarbiyah tiba, tetapi berusahalah mencarinya. Benarlah firman Allah
S.W.T. dalam surah al-An’am ayat 125 (maksudnya):
“Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah, Dia akan
membukakan dadanya untuk menerima islam. Dan barang siapa
dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak,
seakan-akan dia sedang mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan
seksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
Langganan:
Postingan (Atom)